Pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan menjadi tantangan penting bagi Indonesia menuju tahun 2024. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami penurunan stok ikan yang menjadi sumber daya perikanan utama. Hal ini menjadi perhatian serius bagi para pengambil kebijakan dan ahli kelautan.
Menurut Dr. R. Agung Suryanto, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan, pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan memerlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan industri perikanan. “Kita harus menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dengan kelestarian lingkungan laut,” ujarnya.
Tantangan terbesar dalam pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan adalah overfishing atau penangkapan ikan berlebihan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 50% stok ikan di perairan Indonesia sudah dalam kondisi terancam. Hal ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk segera bertindak.
Salah satu solusi yang diusulkan oleh Dr. R. Agung Suryanto adalah dengan menerapkan quota penangkapan ikan yang berkelanjutan. “Dengan mengatur jumlah penangkapan ikan, kita dapat memastikan bahwa stok ikan tetap terjaga dan dapat berkelanjutan,” tambahnya.
Selain itu, kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan industri perikanan juga sangat diperlukan dalam pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan. Menurut Prof. Dr. Ir. Slamet Soebjakto, ahli kelautan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), partisipasi aktif dari semua pihak sangat penting dalam menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan.
Dengan tantangan yang semakin besar, perlu adanya sinergi antara semua pihak untuk mencapai pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan. Tahun 2024 menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk mewujudkan hal tersebut. Mari bersama-sama menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan untuk masa depan yang lebih baik.