Perubahan iklim merupakan masalah global yang semakin menjadi perhatian utama bagi negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dampak perubahan iklim terhadap kelautan dan perikanan Indonesia sangatlah signifikan, dan perlu segera ditangani dengan serius.
Menurut Dr. M. Rizal Shahib, Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, “Perubahan iklim telah menyebabkan kenaikan suhu permukaan laut di Indonesia, yang berdampak langsung terhadap ekosistem laut dan kelautan kita. Hal ini menyebabkan penurunan populasi ikan dan kerusakan terumbu karang yang sangat mengkhawatirkan.”
Dampak perubahan iklim juga dapat dirasakan dalam hal peningkatan frekuensi bencana alam seperti tsunami dan banjir bandang yang merusak habitat laut dan mempengaruhi produksi perikanan. Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena cuaca ekstrem seperti El Nino dan La Nina semakin sering terjadi akibat perubahan iklim.
Selain itu, perubahan iklim juga mempengaruhi keberlanjutan ekonomi masyarakat pesisir yang bergantung pada sektor perikanan. Menurut Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, “Perubahan iklim mengancam ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat pesisir, yang sebagian besar hidup dari hasil laut. Pemerintah perlu segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengurangi dampaknya.”
Untuk mengatasi dampak perubahan iklim terhadap kelautan dan perikanan Indonesia, diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholder terkait. Program-program konservasi laut dan pengelolaan sumber daya kelautan perlu ditingkatkan, serta penegakan hukum terhadap illegal fishing dan pencemaran laut perlu diperketat.
Dengan upaya bersama yang komprehensif, diharapkan Indonesia dapat mengurangi dampak perubahan iklim terhadap kelautan dan perikanan, serta menjaga keberlanjutan sumber daya laut untuk generasi mendatang. Seperti yang diungkapkan oleh Dr. M. Rizal Shahib, “Kita semua bertanggung jawab untuk melindungi laut Indonesia, sebagai warisan alam yang harus dijaga dan dilestarikan.”